Thursday, September 30, 2010

Israel Gunakan Peluru Beracun dalam Konfrontasi di Silwan

Al-Quds : Para peserta konferens yang diadakan oleh Komitee Pembela Silwan dan Pusat Informasi al Quds, Rabu (29/9), meminta dibentuk kumpulan penyiasat antarabangsa untuk menyelidik jenis peluru yang digunakan penjajah Zionis dalam melawan demonstran dan warga Palestina saat terjadi konfrontasi di kota al Quds seminggu yang lalu.

Dalam konferens ini terungkap bahawa pasukan penjajah Zionis menggunakan tembakan gas, yang meninggalkan kesan nyata berupa kepenatan yang luar biasa, kepanasan yang tinggi, muntah-muntah, susah bernafas dan kesan-kesan jangka masa panjang yang boleh mempengaruhi

.
Ketua Dewan Tinggi Islam, Syaikh Ikrimah Sabri mengatakan, “Tidakan ada bedanya antara geng pemukim pendatang Zionis dan pasukan penjajah. Keduanya bekerja sesuai dengan satu strategi yang bertujuan melakukan yahudisasi kota al Quds dan menguasai tempat-tempat suci.” Dia menegaskan tindakan Zionis bertentangan dengan semua hukum dan norma internasional yang mengharamkan penggunaan gas dan senjata beracun. Dia menegaskan pentingnya tetap teguh dan bersatu menghadapi serangan Zionis.

Anggota Komitee Pembela Tanah Silwan, Fakhri Abu Diyad menjelaskan keadaan kesihatan yang dialami penduduk setelah serangan gas  ke rumah-rumah dan terhadap para demonstran. Mereka mengalami kelelahan yang teramat sangat, panas sangat tinggi, dan muntah-muntah. Ketika sebagian dari mereka dibawah ke hospital untuk mendapatkan rawatan, mereka diberitahu bahawa mereka mengalami keracunan.

Abu Diyab menambahkan, “Kami mengumpulkan bekas peluru yang ditembakkan untuk mengatahui jenisnya dan terungkap bahawa peluru tersebut telah tamat tempoh sejak setahun atau 6 bulan. Para doktor menegaskan bahwa gas yang ada di dalamnya bisa menimbulkan ancaman besar bagi manusia dan kawasan sekitarnya.”

Sementara itu para pemukim pendatang Zionis dan penjaga mereka juga menggunakan senjatanya hingga mengenai warga Palestin. Aksi ini mengakibatkan gugurnya seorang warga Palestin, Samir Serhan. Penyelidikan membuktikan korban dibunuh dengan sengaja.

No comments:

Post a Comment